Sabtu, 09 Juli 2011

Pengemis Tua

Crek,,, crek,,,crek,, begitulah suara alat yang digunakan Bapak Tua mengamen di kawasan GOR Sidoarjo. Iba, yah itu kurasakan saat melihatnya, mataku berkaca-kaca tiap melihatnya. Hanya berdiri bertumpu kaki rentanya dan menggerakan alatnya sambil menyanyi tembang samar-samar. Oh Tuhan.... derita hidup begitu tersirat di wajahnya. Setelah cukup lelah menyanyi dan berdiri tanpa banyak orang yang mengasihani, beliau membeli es krim seharga 2000 untuk menghilangkan dahaganya. Setelah itu beliau mengamen lagi. Banyak orang berlalu lalang dihadapannya, namun hanya beberapa yang memberinya uang itupun hanya receh 500 atau 200, namun beliau menerimanya dengan senyum bagai mendapat emas. Tua,renta,sendirian, Oh Tuhan sekali lagi aku hanya bisa miris dan hampir menangis ketika melihatnya. Aku tak habis pikir ketika banyak orang berlalu lalang, apa mata mereka rabun ?? apa mereka tuli sehingga tidak bisa mendengar Bapak tadi ?? apa mereka begitu tega ?? lagi-lagi aku tak habis pikir,,

Mungkin Tuhan selalu mengingatkan aku ketika aku merasakan nikmat anugerahNya dengan memperlihatkan sisi lain keberuntunganku. Tuhan selalu adil, terkadang aku berpikir kenapa harus ada orang miskin ?? yah, saat itu aku hanya anak berumur 8 thn, dan sekarang aku tahu alasan Tuhan menciptakan si kaya dan si miskin, dan aku hanya salah satu orang yang beruntung dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan.

So, thank God, i'll try to be better as much as possible

Tidak ada komentar:

Posting Komentar