Kamis, 07 Juli 2011

Sate Rohani dari Madura

Sate Rohani dari Madura ini bukanlah jenis kuliner baru dari Madura, tapi sebuah buku karya Zawawi Imron.
Zawawi Imron memang tidak terlalu terkenal sebagai seorang penulis. Beliau menulis banyak cerpen humor islami yg masuk akal, dan sangat realistis. Tak usah panjang lebar aku menjelaskan tentang beliau, mungkin kalian bisa search sendiri di google.

Ini salah satu cerpen yg ditulis oleh Zawawi Imron:

        Pada suatu sore Mat Kacong lewat di depan warung kopi menuju arah barat. Seorang anak muda yang sedang minum kopi mengajak Mat Kacong singgah di warung itu, “Mari singgah, Pak Mat!”
        “Orang yang singgah di warung kopi itu harus minum kopi,” sergah Mat Kacong.
        “Anda saya ajak singgah agar anda minum kopi.” Kata anak muda yang mengajaknya singgah.
        “Orang yang minum kopi di warung itu harus punya uang. Kalau hanya minum tapi tidak bayar, kasihan kepada orang yang punya warung. Saya tidak ingin menyusahkan orang yang punya warung.”
        “Begini Pak Mat,” kata anak muda itu, “asalkan Pak Mat bisa menjawab pertanyaan saya, saya akan mentraktir minum kopi dengan dua potong pisang goreng.”
        “Sungguh?” tanya Mat Kacong yang masih berdiri di depan warung.
        “Ya sungguh.”
        “Ayo apa pertanyaanmu?”
        “Begini, tiap lewat tengah malam saya selalu diganggu oleh gigitan nyamuk yang datang ke kamar saya. Sebenarnya, apa sih, maksud Tuhan itu menciptakan nyamuk ?”
        Mat Kacong berpikir beberapa jenak. Kemudian menjawab, “Begini, dengan diciptakannya nyamuk,sebagian orang-orang mendapat keuntungan dari membuat dan berjualan obat nyamuk. Semakin banyak nyamuk, semakin beruntung pabrik dan orang yang berjualan obat nyamuk. Secara khusus, nyamuk yang mengganggumu lewat tengah malam itu diciptakan untuk membangunkan kamu agar kamu melakukan salat tahajud.”
        “Kalau begitu, kapan saya punya kesempatan untuk tidur panjang?”
        “Nanti saja setelah kamu berada dalam kubur,” jawab Mat Kacong.’
        Semua yang mendengar tersenyum puas, lalu Mat Kacong dipersilahkan menyeruput kopi panas dan makan pisang goreng.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar