Kamis, 07 Juli 2011

Selembar Tikar Pandan

Nenek Halimah, begitu beliau disapa, nenek berusia 75 tahun dan seorang penganyam tikar. Suatu hari cucunya yg kaya raya dan tinggal di Surabaya mengajaknya untuk tinggal bersama disana.
        Nenek Halimah menolaknya, dan berkata “Dimana aku bisa mencari pandan untuk kujadikan tikar bila tinggal disana”
“Nenek tidak usah bekerja, istirahatlah saja, nenek sudah tua” ujar sang cucu.
“Kalau tidak bisa menganyam tikar, lebih baik aku di desa saja”
“Sebenarnya, apa yang membuat nenek begitu senang ketika menganyam tikar ? tanya sang cucu.
“Aku merasa bahagia”
“Bahagia ?, bagaimana bisa ?” tanya sang cucu penasaran.
“Ya, ketika tikar itu selesai, dan digunakan untuk bersujud menyembah Alloh SWT, dan berguna untuk mengalasi orang duduk dan tidur. Aku merasa bahagia, karena meskipun sudah tua, tanganku masih bisa berguna bagi orang lain. Bagiku hidup yang hanya berleha-leha, dan tidak melakukan apapun sama saja dengan menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan Sang Kuasa kepada kita untuk melakukan hal-hal baik dan berguna bagi orang lain, serta bagaikan hidup yang hanya menunggu mati.” Subhanallah. :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar